PETA WILAYAH KERJA PPLH WILAYAH SUMAPAPU |
Gunung-Gunung
Gunung-gunung terletak berantai dengan ketinggian di atas 1000 meter dari permukaan laut. Beberapa gunung yang terdapat di Propinsi Sulawesi Utara, yaitu; G. Klabat (1895), G. Lokon (1579), G. Soputan (1789), G. Mahawu (1331), G. Tangkoko (1149) (di wilayah Minahasa); G. Awu (1784), G. Karangetan (1320), G. Dalage (1165) (di wilayah Sangihe Talaud); G. Ambang (1689), G. Gambula (1954) G.Batubalawan (1970) (di wilayah Bolaang Mongondow).
· Dataran Rendah & Dataran Tinggi
Dibawah ini beberapa dataran yang terdapat di daerah ini antara lain: Tondano (2.850 ha), Langowan (2.381 ha), Modoinding (2.350 ha), Tompaso Baru (2.587 ha) di Kabupaten Minahasa; Tarun (265 ha) di Sangihe Talaud; Dumoga (21.100 ha), Ayong (2.700 ha), Sangkup (6.575 ha), Tungoi (8.020 ha), Poigar (2.440 ha), Molibagu (3.260 ha), Bintauna (6.300 ha) di Bolaang Mongondow.
· Danau dan Sungai
Danau-danau tersebut adalah Danau Tondano luas 4.278 ha di Kabupaten Minahasa, Danau Moat seluas 617 ha di Kabupaten Bolaang Mongondow. Sungai-sungai antara lain Sungai Tondano (40 km) Sungai Poigar (54,2 km); Sungai Ranoyapo (51,9 km); Sungai Talawaan (34,8 km), di Kabupaten Minahasa. Sungai besar lainnya terdapat di daerah Bolaang Mongondow yaitu Sungai Dumoga (87,2 km); Sungai Sangkup (53,6 km), Sungai Ongkaw (42,1 km), dan lainnya.
· Pulau-Pulau
Beberapa pulau yang secara administratif termasuk wilayah Propinsi Sulawesi Utara antara lain Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Mantehage, Pulau Talise, Pulau Bangka, Pulau Lembe, Pulau Siau, Pulau Tagulandang, Pulau Ruang, Pulau Biaro, Pulau Sangir, Pulau Slibaru, dan Pulau Kabaruan, Pulau pulau Marore
· Tanjung dan Teluk
Beberapa tanjung yang cukup ternama adalah Tanjung Atep, Tanjung Pulisan, Tanjung Salimburung, Tanjung Kelapa (di wilayah Kabupaten Minahasa); Tanjung Binta, Tanjung Dulang, Tanjung Flesko, dan Tanjung Tanango (di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow).
Sementara di Kabupaten Sangihe Talaud antara lain; Tanjung Binta, Tanjung Barurita, Tanjung Bulude, Tanjung Bunangkem, Tanjung Buwu dan Tanjung Esang.
Teluk-Teluk yang cukup dikenal di wilayah ini antara lain; Teluk Amurang, Teluk Belang, Teluk Manado, Teluk Kema (Minahasa dan Manado); Teluk Tombolata, Teluk Taludaa dan Teluk Bolaang (Bolaang Mongondow); Teluk Manganitu, Teluk Peta, Teluk Miulu, Teluk Dago dan Teluk Ngalipeang (Sangihe Talaud).
Di kawasan hutan Sulawesi Utara ditemukan pula beraneka ragam tumbuhan liar seperti kayu hitam, kayu meranti, kayu cempaka, kayu besi, kayu kapur, kayu wasian, dan kayu lingua, bambu, linus, rotan, damar, dan berbagai jenis anggrek hutan. Selain itu di kawasan Taman laut Bunaken terdapat trumbu karang (coral reef) dengan ratusan jenis ikan warna-warni dan bunga karang dalam berbagai bentuk dan warna.
Di kawasan hutan terdapat beraneka jenis binatang termasuk binatang khas Sulawesi seperti Babi Rusa. Selain itu terdapat beberapa fauna, yaitu :burung Maleo (Macrocephalon maleo) dan kera mini (Tarsius spectrum), Kera hitam (Macaca nigra). Perairan Sulawesi Utara kaya dengan jenis ikan-ikan terutama cakalang (Katsuwonus pelamis), tuna (Thunnus spp), dugong (Dugon dugong), ikan raja laut (Latimeria menadoensis), ikan napoleon dengan nama local maming (Chelinus undulates), udang (penaeid), lobster (panulirussp), kepiting kelapa (Birgus latro), terumbu karang, plank-ton dan mangfove.
Sumber : http://www.sulut.go.id
Provinsi Gorontalo
rovinsi Gorontalo memiliki wilayah yang memanjang dari Timur ke Barat di Bagian Utara Pulau Sulawesi. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Utara, Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah, Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini.
Provinsi ini mempunyai ketinggian dari permukaan laut antara 0 – 2.400 meter dengan jumlah pulau-pulau kecil yang teridentifikasi sampai saat ini sebanyak 67 buah serta mempunyai 2 (dua) musim iklim pada umunya, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Biasanya hari hujan terbanyak terjadi pada Bulan Maret, Mei dan Oktober dengan Curah Hujan rata-rata 207,7 mm dan suhu rata-rata 23 – 31° C. Sedangkan tekanan udaranya berkisar antara 11.21.5 MOB dengan kecepatan angin rata-rata 1,9 knot.
Wilayah Gorontalo juga sangat strategis bila dipandang secara ekonomis, karena berada pada poros tengah wilayah pertumbuhan ekonomi, yaitu antara 2 (dua) Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batui Provinsi Sulawesi Tengah dan Manado – Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Letaknya yang strategis ini dapat dijadikan sebagai daerah transit seluruh komoditi dari dan menuju kedua KAPET tersebut. Akibat kegiatan arus barang antara kedua KAPET tadi, maka berdampak positif terhadap peningkatan aktivitas ekonomi di Daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan bahkan Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.
Selain itu, Gorontalo juga berada pada “mulut” Lautan Pasifik yang menghadap pada negara Korea, Jepang dan Amerika Latin. Sudah barang tentu “kelebihan posisi” ini dapat memberikan peluang yang baik dalam pengembangan perdagangan.
Sumber : http://gorontaloprov.go.id/
Propinsi Sulawesi Tengah
Batas wilayah propinsi Sulawesi Tengah adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Propinsi Gorontalo
- Sebelah Timur : Propinsi Maluku
- Sebelah Selatan : Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinsi Sulawesi Tenggara.
- Sebelah Barat : Selat Makasar
Sumber : http://www.sulteng.go.id
Provinsi Sulawesi Selatan
Propinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Makassar terletak antara 0o12’-8o Lintang Selatan dan 116o48’-122o36’ Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut:
· Propinsi Sulawesi Barat di sebelah utara
· Teluk Bone dan Propinsi Sulawesi Tenggara di sebelah timur
· Selat Makassar di sebelah barat dan
· Laut Flores di sebelah selatan
Jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulawesi Selatan tercatat sekitar 65 aliran sungai, dengan jumlah aliran terbesar di Kabupaten Luwu, yakni 25 aliran sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Saddang yang mengalir meliputi Kabupaten tator, Enrekang, Pinrang dan Polewali (Sulawesi Barat) dengan panjang sungai 150 km.
Sulawesi Selatan memiliki 4 danau yakni Danau Tempe dan Sidenreng di Kabupaten Wajo serta Danau Matano dan Towoti di Kabupaten Luwu. Adapun jumlah gunung tercatat 7 gunung yang mana gunung tertinggi adalah Gunung Rantemario dengan ketinggian 3.470 m diatas permukaan air laut. Gunung ini terletak di daerah perbatasan antara Kabupaten Luwu dan Enrekang.
Berdasarkan pencatatan stasiun klimatologi, rata-rata temperature di wilayah ini sepanjang tahun 2004 sekitar 26 oC, dengan suhu minimum 21,9oC dan suhu maksimum 33oC.
Hampir 75% wilayah Sulawesi Selatan merupakan daerah dataran tinggi yang memanjang di tengah daratan dari utara ke selatan, mulai Gunung Rante mario dan Gunung Ganda Dewata di kabupaten Luwu dan Luwu Utara, hingga Gunung Lompobattang (2871 m) di Bantaeng. Dataran rendah dan pantai seluas 25% membentang sepanjang pesisir pantai barat,tengah dan timur dengan total panjang pantai yang dimiliki lebih kurang 2500 km
Struktur Area provinsi ini adalah sbb:; Hutan(57,59%), Sawah (9,01%), Rawa ( 10,65%), Danau, Tambak (2,84%), Perikanan (1,07 %), Perkebunan (9,85%), Lain (8,74%).
Sebagai daerah kontributor beras nasional,Sulawesi Selatan pada tahun 2004 menghasilkan beras sebanyak 3.218.651 ton.Diperkirakan setiap tahunnya Sulsel memiliki surplus beras 1,5 juta ton beras, kakao tumbuh subur di Sulawesi Selatan, dimana hampir setiap kabupaten/kota menghasilkan biji kakao sehingga dikenal sebagai "Tanah Kakao Indonesia" sebagian besar biji kakao dihasilkan oleh kebun rakyat. pada tahun 2004 Sulsel menghasilkan sekitar 167.493 biji kakao yang dipanen dari lahan seluas 208.450 Ha.
Budidaya jagung juga berkembang sangat pesan di Sulawesi Selatan dengan jumlah produksi tahun 2004 sekitar 661.249 ton yang diekspor ke mancanegara dan memasok industri pakan ternak yang berkembang di pulau Jawa dan Makassar.
Komoditi lain yang sangat berkembang di Sulawesi Selatan adalah Kacang Mete (produksi tahun 2004 sebanyak 24.689 ton darilahan seluas 68.132 ha), Kelapa dan produk kelapa (111.824 ton dari lahan seluas 116.093 Ha), Markisa, Kopi, dll.
Di sektor perikanan,Sulawesi Selatan mengekspor berberpa komoditi seperti Ikan Tuna, Cakalang, Teripang, Kepiting,Udang dan rumput laut. Dan di sektor pertambangan :
a. Marmer, tersebar di 7 kabupaten yaitu Kab. Maros, Pangkep, Barru, Bone, Luwu Utara, Enrekang dan Tana Toraja dengan jumlah deposit jutaan Ton.
b. Pasir Kuarsa, tersebar di 7 kabupaten yaitu Kab.Pinrang, Bone, Soppeng, Maros, Pangkep, Sidrap dan Barru dengan jumlah produksi jutaan Ton.
c. Batu Bara, tersebar di 9 kabupaten yaitu Kab.Maros, Barru, Pangkep, Sidrap, Enrekang, Soppeng, Bone, Sinjai dan Gowa dengan jumlah produksi jutaan Ton.
Selain ketiga bahan tambang tersebut, Sulsel juga memiliki hasil tambang lainnya seperti: Gas Alam, Batu Bara, Emas, Pasir Besi, Batu Gamping, Pasir Kuarsa, Gipsum, dll.
Sumber http://www.infosulawesi.net
Provinsi Sulawesi Barat
Sejak tahun 2005, tiga kabupaten (Majene, Mamuju dan Polewali-Mamasa) resmi terpisah dari Propinsi Sulawesi Selatan menjadi Propinsi Sulawesi Barat, dengan ibukota Propinsi di kota Mamuju. Selanjutnya, Kabupaten Polewali-Mamasa juga dimekarkan menjadi dua kabupaten terpisah (Kabupaten Polewali dan Kabupaten Mamasa).
Beberapa pelabuhan antar pulau yang aktif, terutama melayani/ menghubungkan Pulau Kalimantan Jawa dan lainnya adalah :
· Pelabuhan Fery Simboro Mamuju yang menghubungkan antara Kota Mamuju-Balikpapan, Batu Licin dan Surabaya.
· Pelabuhan Rakyat Palippi di majene
· Pelabuhan rakyat di Mamuju
· Pelabuhan Samudera Belang-belang Balengkeng Kabupaten Mamuju
· Pelabuhan Ikan Manakarra di Kabupaten Mamuju.
· Pelabuhan rakyat Tonyaman dan Polewali
· Sejumlah Pelabuhan laut yang dikelola oleh Perusahaan swasta nasional di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Mamuju Utara.
Pelabuhan udara Tampa Padang merupakan satu-satunya pelabuhan udara yang ada dan berjarak kurang lebih 27 Km dari Kota Mamuju, mempunyai landasan pacu 790 m x 23 m, kondisi ini menggambarkan bahwa hanya dapat didarati pesawat ukuran kecil jenis C-212. Untuk sementara ini, Pelabuhan Tampa Padang yang merupakan jembatan udara baru dapat menghubungkan Makassar-Mamuju-Balikpapan PP dengan intensitas penerbangan 3 kali seminggu.
Sumber : http://www.infosulawesi.net
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Tenggara yang berdiri 22 September 1964 berdasarkan Undang-Undang Nomor 13/1964 dengan Ibukota Kendari terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Secara geografis terletak di bagian Selatan Garis Khatulistiwa. Memanjang dari Utara ke Selatan di antara 02045'-06015'LS dan membentang dari Barat ke Timur antara 120045'-124030' BT.
Batas wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara :
· Sebelah Utara berbatasan dengan Prov. Sulawesi Selatan dan Prov. Sulawesi Tengah
· Sebelah Selatan berbatasan dengan Prov. NTT di Laut Flores
· Sebelah Timur berbatasan dengan Prov. Maluku di Laut Banda
· Sebelah Barat berbatasan dengan Prov. Sulawesi Selatan Di Teluk Bone
Sungai besar seperti Sungai Konaweha yang terletak di Kab. Kendari memiliki debit air + 200 m3 detik dan berdiri sebauh bendungan di Wawotobi yang mampu mengairi persawahan di daerah Kab. Kendari seluas 18.060 ha.
Luas perairan Prov. Sulawesi Tenggara diperkirakan mencapai 110.000 km2 atau 11.000.000 ha. Perairan tersebut sangat berpotensi untuk pengembangan Wisata Bahari dan usaha pengembangan perikanan di samping itu memiliki panorama laut yang sangat indah seperti yang ada di Pulau Wakatobi.
Keadaan musim Prov. Sulawesi Tenggara ada dua yaitu musim hujan terjadi antara bulan November dan Maret sedangkan musim kemarau terjadi bulan Mei dan Oktober.
Curah hujan tidak merata, hal ini menimbulkan adanya wilayah daerah basah dengan curah hujan lebih dari 2.000 mm pertahun, sedangkan wilayah semi kering curah hujan kurang dari 2.000 mm pertahun.
Karena wilayah daratan Sultra mempunyai ketinggian umumnya di bawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa maka Prov. Sultra beriklim tropis.
Selama tahun 2005 suhu udara mencapai 13 m/detik dan tekanan udara mencapai 1.010,5 milibar.
Sumber : http://www.sultra.go.id
Propinsi Maluku Utara merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 395 pulau besar dan kecil. Sebanyak 64 pulau dihuni dan 331 pulau tidak dihuni. Pulau yang relatif besar adalah Pulau Halmahera. Sisanya adalah pulau-pulau sedang dan kecil. Provinsi Maluku Utara merupakan pemekaran dari Provinsi Maluku yang diresmikan pada tanggal 12 oktober 1999.
Provinsi Maluku Utara dengan Ibukota Provinsi Ternate mempuyai temperatur berkisar antara 25,3 oC - 27,9 oC sepanjang tahun, Kelembaban nisbi rata - rata 6,7 - 8,5 dan curah hujan rata - rata 112 mm pertahun serta penyinaran matahari 60,1 % . Provinsi Maluku Utara terletak antara : 3o Lintang Utara – 3o Lintang Selatan dan 24o Bujur Timur – 129o Bujur Timur.
Maluku Utara merupakan kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau besar dan pulau kecil yang terpisahkan oleh laut dan dikelilingi oleh perairan yaitu :
- Samudera Pasifik disebelah utara
- Laut Halmahera disebelah Timur
- Laut Maluku disebelah Barat
- Laut Seram disebelah Selatan
Maluku Utara kaya akan sungai, adapun sungai yang terdapat di Maluku Utara berjumlah 98 buah sungai. Selain sungai terdapat 6 (enam) danau yaitu :
Danau Laguna (Pulau Ternate), Danau Tolire Besar (Pulau Ternate), Danau Tolire Kecil (Pulau Ternate), Danau Duma (Pulau Halmahera), Danau Putera (Pulau Halmahera), Danau Puteri (Pulau Halmahera),
Terdapat juga 12 (duabelas) gunung antara lain :
Gunung Gamalama (Pulau Ternate), Gunung Tuanane (Pulau Motil), Gunung Sabatai (Pula Morotai), Gunung Tobaru (Pulau Halmahera), Gunung Batu Salat (Pulau Halmahera), Gunung Ibu (Pulau Halmahera), Gunung Gamkonara (Pulau Halmahera), Gunung Jailolo (Pulau Halmahera), Gunung Mamuya (Pulau Halmahera), Gunung Kie Bessi (Pulau Makian), Gunung Batu Sibela (Pulau Bacan), Gunung Luku (Pulau Sula)
Sumber : http://regionalinvestment.com
Provinsi Maluku
Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 632 pulau besar dan kecil. Pulau terbesar adalah Pulau Seram (18.625 Km2) disusul Pulau Buru (9.000 Km2), pulau Yamdena (5.085 Km2) dan Pulau Wetar (3.624 Km2).
Di pulau-pulau ini terdapat empat gunung , 11 danau dan 113 sungai besar dan kecil, sekitar 83% desa di provinsi ini berada pada ketinggian 0-100m dari permukaan laut.
Propinsi Maluku dengan Ibukota Ambon, terletak diantara 30 Lintang Utara 8.300 Lintang Selatan dan 1250 - 1350 Bujur Timur dan berbatasan dengan :
- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Maluku Utara
- Sebelah selatan berbatasan dengan Negara Tilor Leste dan Australia
- Sebelah barat berbatasan dengan Prpvinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah
- Sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Irian Jaya
Pegunungan merupakan sebuah punggung yang membentang ditengah-tengah pulau membentuk deretan gunung dengan ketinggian tertinggi 3.055m.
Propinsi Maluku terdiri dari ribuan pulau-pulau keci ini disebut juga dengan "Kepulauan rempah-rempah" karena propinsi ini merupakan penghasil cengkeh dan pala. Penduduk asli Propinsi Maluku adalah orang Ambon. Banyak pula orang-orang dari daerah lainnya yang menetap di Maluku, misalnya orang Jawa dan orang Bugis yang datang ke sana sebagai pedagang.
Sebagian besar penduduk daerah ini berada di wilayah pedesaan pada tahun 1995: 75,43 %, umumnya terletak di pesisir pantai sedangkan yang berdiam di daerah perkotaan sekitar 24,57 %.
Sumber : http://www.malukuprov.go.id/
Provinsi Papua
Keadaan topografi Papua bervariasi mulai dari dataran rendah berawa sampai dataran tinggi yang dipadati dengan hutan hujan tropis, padang rumput dan lembah dengan alang- alangnya. Dibagian tengah berjejer rangkaian pegunungan tinggi sepanjang 650 km. Salah satu bagian dari pegunungan tersebut adalah pegunungan Jayawijaya yang terkenal karena disana terdapat 3 puncak tertinggi yang walaupun terletak didekat kathulistiwa namun selalu diselimuti oleh salju abadi yaitu puncak Jayawijaya dengan ketinggian 5,030m (15.090 ft), puncak Trikora 5.160 m (15.480 ft) dan puncak Yamin 5.100 m (15.300 ft). Sungai-sungai besar beserta anak sungainya mengalir ke arah selatan dan utara. Sungai Digul yang bermula dari pedalaman kabupaten Merauke mengalir ke Laut Arafura. Sungai Warenai, Wagona dan Mamberamo yang melewati Kabupaten Jayawijaya, Paniai dan Jayapura bermuara di Samudera Pasifik. Sungai-sungai tersebut mempunyai peranan penting bagi masyarakat sepanjang alirannya baik sebagai sumber air bagi kehidupan sehari-hari, sebagai penyedia ikan maupun sebagai sarana penghubung ke daerah luar. Selain itu terdapat pula beberapa danau, diantaranya yang terkenal adalah Danau Sentani di Jayapura, Danau Yamur, Danau Tigi dan Danau Paniai di Kabupaten Nabire dan Paniai.
Di Papua terdapat 6 jenis tanah utama dari 19 jenis tanah yang terdapat di Indonesia, yaitu Podsolik Merah Kuning, Organosol, Alluvial, Latosol, Rensina, Mediteran. Dari sekitar 41,066.000 Ha luas tanah Papua dapat di klasifikasikan kedalam 2 kelompok besar yaitu: areal berhutan, belukar dan alang-alang seluas 40.045.250 Ha atau 97,51 %, areal pertanian, perkebunan, peternakan, pemukiman dan lain-lain 1.020.800 Ha atau 2,49 %.
Sumber : http://www.indonesia.go.id
Provinsi Papua Barat
Ibukota Provinsi Papua Barat terletak di Manokwari, merupakan tempat pusat sejarah di Papua. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua.
Provinsi ini mempunyai potensi yang sangat luar biasa, baik itu pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fak-Fak serta beragam potensi lainnya. Selain itu, wisata alam juga menjadi andalan Irian Jaya Barat, seperti Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di kabupaten Teluk Wondama yang membentang dari timur Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai 500 km.
Perekonomian Provinsi Papua Barat didominasi oleh hasil pengusahaan sumberdaya alam seperti hasil hutan, peternakan, dan perikanan. Berdasarkan data dari Balai Penelitian Perikanan Laut (1997), potensi ikan di laut Arafura sebesar 821.564 ton, sementara produksi atau pemanfaatannya baru sekitar 294,734 ton. Berdasarkan data tersebut, tingkat pemanfaatan ikan di Laut Arafura masih sebesar 35,87 %. Potensi perikanan di perairan tersebut didominasi ikan pelagis kecil dengan potensi sebesar 57,9 % dari seluruh potensi perikanan dan ikan demersial sebesar 30,06 %. Dari segi komposisi produksi perikanan, ikan demersial memberikan peran yang paling besar (77,70 %). Sementara ikan tuna dan tongkol yang secara nasional memberikan kontribusi ekspor yang cukup besar, produksinya tidak mencapai 1 %. Hal ini menunjukkan bahwa produksi perikanan di Laut Arafura lebih berorientasi untuk perdagangan domestik.
Lebih dari 50 % luas wilayah Papua Barat merupakan hutan yang terbagi menjadi hutan lindung dan hutan PPA sekitar 31,75 % dan hutan produksi (baik hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, hutan konversi) sekitar 6,60 % dan hutan lain-lain 2,65 %. Daerah penghasil kayu terbesar adalah Kabupaten Bintuni dan Fakfak. Potensi kayu terbesar terdapat di Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Fakfak, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Kaimana. Selain potensi kayu diatas, hutan Papua Barat juga menyediakan komoditas lain seperti kayu gaharu dan komoditas non kayu seperti rotan, damar, kulit masohi, kulit lawang, kulit buaya dan lain-lain.
Berdasarkan peta geologi, potensi minyak dan gas alam terdapat di Kabupaten Sorong dan Bintuni. Potensi ini tersebar di distrik Merdey, Aranday dan Babo dengan cadangan minyak bumi sebesar 20 TB dan gas bumi (LNG) 13 TCF. Potensi minyak yang terdapat di Kabupaten Sorong dan gas alam di Kabupaten Teluk Bintuni merupakan komoditas unggulan daerah yang saat ini telah dan sedang dieksploitasi.
Selain itu, provinsi ini juga memiliki potensi wisata yang tersebar di semua wilayah, baik wisata alam, bahari, sejarah maupun wisata budaya dan keagamaan. Obyek-obyek wisata tersebut, antara lain: Hutan Cagar alam pegunungan Arfak (68.325 hektar), Cagar alam pegunungan Tamrau Selatan (435.776 hektar) dan hutan Suaka Marga Satwa, yakni Suaka Marga Satwa pantai Mubrani Kaironi (170 hektar), Suaka Margasatwa pantai Sidey Wabian (157 hektar), monumen Jepang, dan obyek wisata budaya rumah 1000 tiang.
Sumber : http://www.Indonesia.go.id, http://www.indonesiaeast.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri sumbang Saran Untuk Indonesia Hijau, Terima kasih atas Kunjungan dan Komentarnya, Sukses untuk Anda...Salam Hijau Indonesia.