Lihat gambar diatas ? Orang di Eropa, ibu rumah tangga, gadis dan bahkan anak-anak sudah terbiasa membuat kompos di rumah. Mereka, telah tersetel otak dan fikirannya, membuang sampah sesuai dengan tempatnya masing-masing. Bahan organik dibuat kompos dan lainnya diserahkan ke kontainer sesuai jenisnya.
Membuat kompos atau mereduksi sampah, seharusnya, tidak perlu jadi heboh dan digerakan oleh para penggerak dan pemerintah hanya gara-gara TPA mendapat bencana. Lingkungan dimana kita tinggal perlu keseimbangan alam kok? Manakala sampah dihasilkan, dan tidak dikelola, disana akan menimbulkan resiko berbiaknya tikus, lalat, mikroba patogen, menyumbat saluran air sungai dan menyumbat saluran drainase kota serta tentu saja ngak nyaman dilihatnya. Dibakar pun akan beresiko menghasilkan dioxin yang membahayakan kesehatan - terutama kesehatan anak- yang ditunjukan diantaranya oleh meningkatnya gejala terjangkitnya autis.
Lho, kalau bagi bangsa dengan tingkat budaya yang sudah maju-pun, membuat kompos atau mengelola sampah adalah bagian kegiatan rumah tangga sehari-hari, mengapa kita belum juga ?? Tanpa harus menyandingkan tingkat peradaban negara kita dengan bangsa yang lebih maju, merobah sampah jadi pupuk tanaman pekarangan sejatinya adalah bagian tanggungjawab kemanusiaan kita. Karena tumbuhan di pekarangan kita- yang kita nikmati keindahan bunganya dan kita makan hasilnya, perlu asupan pupuk yang sehat dan itu diantaranya kompos. Itu baru berbuat adil bagi sesama makhluk hidup bukan ?
Kini telah tersedia alat yang praktis mereduksi sampah dan membuat kompos berupa Komposter Green Phoskko dalam berbagai type dan ukuran. Komposter ini adalah wahana penyimpan sampah, yang sedikit demi sedikit dimasukan, kemudian diciprati larutan mikroba aktivator Green Phoskko dan kemudian tebari penggembur mineral (bulking agent) Green Phoskko. Dalam 5-7 hari akan terjadi penyusutan hingga tinggal 20- 40 % saja dibanding sampah awalnya. Dengan menyusut, kering dan gembur akan meudahkan untuk dikelola lebih lanjut menjadi kompos dan bahan an-organik ( plastik, logam, karton) dengan cara diayak pada kawat kasa. Maka, anda akan dapatkan kompos-amilioran untuk tanaman pekarangan ( bunga, tanaman obat dan tanaman hias) serta barang an-organik - yang bisa diserahkan ke pemulung maupun dikumpulkan sampai jumlah yang layak dijual bagi pengembalian biaya kelola sampah rumah anda. Mudah bukan ??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri sumbang Saran Untuk Indonesia Hijau, Terima kasih atas Kunjungan dan Komentarnya, Sukses untuk Anda...Salam Hijau Indonesia.